PENGARUH
PENGGUNAAN MEDIA BELAJAR TERHADAP
MOTIVASI BELAJAR SISWA
PENDAHULUAN
Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi di bidang informasi dan komunikasi berdampak pada
proses pembelajaran di kelas. Terkait
dengan hal ini, guru dituntut
harus memiliki kemampuan baik secara intelektual maupun kecakapan atau
keterampilan dalam menggunakan teknologi sebagai media belajar pada setiap
pembelajaran di kelas. Sejalan dengan itu, pemilihan dan penggunaan media yang
relevan merupakan faktor penting dalam proses pembelajaran untuk mencapai
tujuan kompetensi dan dapat meningkatkan motifasi belajar anak. Oleh karena itu
guru dituntut untuk terus berinovasi dalam melaksanakan pembelajaran dari waktu
ke waktu.
Seiring dengan
perubahan paradigma belajar dari teacher center ke student center maka Sebagai
guru yang profesional dalam melaksanakan pembelajaran di kelas harus
memperhatikan aktifitas dan motifasi belajar siswa agar proses pembelajaran
menjadi lebih menyenangkan. Maka dari itu, pemilihan dan penggunaan media yang
relevan dengan pelajaran sangatlah penting,
karena media mampu untuk membangun pemahaman siswa terhadap materi
pembelajaran. Motifasi belajar siswa
merupakan salah satu faktor penting dalam pembelajaran. Rendahnya motifasi
belajar siswa akan sangat mempengaruhi pemahaman siswa terhadap materi atau
konsep yang diberikan guru. Faktor-faktor yang mempengaruhi motifasi belajar
siswa dapat berasal dari luar maupun dari dalam diri siswa itu sendiri.
Mengingat bahwa setiap siswa memliki motifasi belajar yang berbeda-beda maka
guru harus mampu menciptakan lingkungan dan suasana belajar yang menarik agar
siswa termotifasi untuk mengikuti pembelajaran.
Kata media berasal dari
bahasa Latin, yang merupakan bentuk jamak dari kata medium yang merupakan
sesuatu yang terletak di tengah (antara dua pihak atau kutub) atau suatu alat. Dalam
Webster Dictionary, media atau medium adalah segala sesuatu yang terletak di tengah dalam bentuk
jenjang, atau alat apa saja yang digunakan sebagai perantara atau penghubung
dua pihak atau dua hal (Anitah, 2010). Selanjutnya menurut Gerlach dan Ely
dalam Anitah (2010) media adalah grafik, fotografik atau alat-alat mekanik
untuk menyajikan, memproses, dan menjelaskan informasi lisan atau visual.
Sedangkan Briggs dalam Anitah (2010) mengatakan bahwa media pada hakikatnya adalah peralatan fisik untuk
membawakan atau menyempurnakan isi pembelajaran termasuk didalamnya, buku,
vidiotape, slide suara, suara guru, atau salah satu komponen dari suatu sistem
penyampaian. Di dalamnya tercakup segala peralatan fisik pada komunikasi
seperti buku, slide, buku ajar, tape recorder. Bertolak dari defini tersebut di
atas maka dapat disimpulkan bahwa media adalah setiap orang, bahan, alat, yang
dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa untuk dapat menrima
penhetahuan, keterampilan, dan sikap.
Menurut Susilana
(2007), berdasarkan hasil seminar bulanan PPI di Fukuoka Jepang pada tanggal 21
Juli 2000, dirumuskan sutu kesimpulan yang menyatakan bahwa masalah
pembelajaran di Indonesia perlu diselesaikan dengan mengubah beberapa paradigma
yang ada, yaitu : (1) Perubahan pola pikir pembelajaran dari yang cenderung
berorientasi pada pengajaran, menuju pada pola pikir baru yang berorientasi
pada pembelajaran; (2) Perubahan pola pikir
pembelajaran dari pandangan lama yang berpusat pada guru menjadi model
pembelajaran yang berfokus pada siswa; (3) Perubahan pola pembelajaran dari
model yang tertutup, terpisah, atau
terisolasi dengan lingkungan dan masyarakatnya menjadi model pembelajaran yang
terbuka, erat dan akrab dengan habitat dan masyarakat; (4) Perubahan pola
pembelajaran yang bersifat sentralistik menjadi desentralistik; (5) Perubahan paradigma pembelajaran dari yang
cenderung berdimensi kognitif menuju paradigma menjadi pembelajaran yang
berdimensi integral dan holistik. Beberapa pendekatan belajar perlu diterapkan
secara terprogram dalam pembelajaran di Indonesia.
Dalam tulisan ini
dibahas sampai sejauh mana pengaruh
penggunaan media belajar terhadap motivasi belajar siswa, serta
manfaat-manfaat dari penggunaan media belajar.
MOTIVASI BELAJAR
Motivasi belajar merupakan unsur pendukung dalam
dalam proses pembelajaran. Menurut Hamalik (2001), motivasi adalah suatu
perubahan energi sesorang yang ditandai oleh timbulnya perasaan komponen dan
reaksi untuk mencapai tujuan.
Ada beberapa hal yang dapat diusahakan untuk
membangkitkan motif belajar pada anak yaitu pemilihan pemgajaran yang berarti bagi anak,
menciptakan kegiatan belajar yang dapat membangkitkan dorongan untuk menemukan, dan menerjemahkan
apa yang akan diajarkan dalam bentuk pikiran yang sesuai dengan tingkat
perkembangan anak (Sukmadinata, 2010).
MEDIA PEMBELAJARAN
Miarso dalam Susilana (2007), mengemukakan bahwa media
adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa untuk belajar.
disamping itu, menurut Sadiman dkk (2010), dalam
pengertian teknologi pendidikan, media atau bahan sebagai sumber belajar
merupakan komponen dari sistem instruksional di samping pesan, orang, tejnik
atau latar dan peralatan. Media atau bahan adalah perangkat lunak (software) berisi pesan atau informasi
pendidikan yang biasanya disajikan dengan mempergunakan peralatan (hardware). Media pendidikan adalah segala alat
bantu yang digunakan pendidik untuk membantu mempermudah proses belajar
mengajar sehigga tercapai tujuan pembelajaran (Muchtar dan Siregar 2007).
Maka dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa media merupakan segala sesuatu berupa alat
atau bahan yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar untuk menyampaikan pesan edukatif, membantu mempermudah proses belajar mengajar, dan dapat
menarik perhatian siswa serta dapat menciptakan interaksi edukasi yang tepat
dan berdaya guna.
JENIS-JENIS
MEDIA PEMBELAJARAN
Menurut Sadiman
dkk (2010:28), beberapa jenis media yang sering dipakai dalam kegiatan belajar
mengajar khususnya di Indonesia yaitu :
v Media
Grafis.
Media
grafis termasuk media visual, berfungsi untuk menarik perhatian, memperjelas
sajian ide, mengilustrasikan fakta yang mungkin akan cepat dilupakan atau
diabaikan bila digrafiskan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam
simbol-simbol komunikasi visual. Media grafis dapat berupa: gambar/foto
adalah media atau bahasa yang paling umum dipakai dan dapat dinikmati di mana-mana. Kelebihan foto/gambar yaitu,
sifatnya konkret dan dapat mengatasi batasan ruang dan waktu; sketsa adalah gmbar yang sederhana,
atau draft kasar yang melukiskan bagian-bagian pokoknya tnpa detail; diagram adalah gambar sederhana yang
menggunkan garis-garis dan simbol-simbol yang menggambarkan struktur dari objek
secara garis besar; bagan/chart berfungsi untuk menyajikan
ide-ide atau konsep-konsep yang sulit bila hanya disampaikan secara tertulis
atau lisan secara visual; grafik adalah
gambar sederhana yang menggunakan titik-titik, garis atau gambar; kartun adalah suatu gambar interpretatif
yang menggunakan simbol-simbol untuk menyampaikan sesuatu pesan secara cepat
dan ringkas atau sesuatu sikap terhadap orang, situasi, atau kejadian-kejadian
tertentu; poster tidak saja penting untuk menyampaikan kesan-kesan tertentu
tetapi dia mampu pula untuk mempengaruhi dan memotivasi tingkah laku orang yang
melihanya; peta dan globe berfungsi
untuk menyajikan data-data lokasi; papan
flanel/flanel board untuk menyajikan pesan-pesan tertentu kepada sasaran
tertentu pula; papan buletin berfungsi untuk memberitahukan kejadian
dalam waktu tertentu.
v Media
Audio.
Media
aduio berkaitan dengan pendengaran. Pesan yang akan disampaikan dituangkan
dalam lambang-lambang auditif, baik verbal (ke dalam kata-kata/bahasa lisan)
maupun non verbal. Beberapa jenis media yang dapat diklasifikasikan dalam media
audio, antara lain :
radio
mempunyai
kelebihan dapat memsatkan perhatian siswa pada kata-kata yang digunakan dan
bunyi; alat perekam pita magnetik mempunyai fungsi ganda yang efektif
sekali, untuk merekam, menampilkan rekaman dan menghapusnya; piringan
hitam dan laboratorium bahasa adalah alat untuk melatih siswa mendengar dan
berbicara dalam bahasa asing dengan cara menyajikan materi pelajaran yang
disiapkan sebelumnya.
v Media
Proyeksi Diam.
Media
proyeksi diam (stiil proyected medium) mempunyai persamaan dengan media grafik
dalam arti menyajikan rangsangan-rangsangan visual. Beberapa jenis media
proyeksi diam antara lain: film bingkai
(slide) adalah suatu film berukuran 35mm, yang biasanya dibungkus bingkai
berukuran 2x2 inci terbuat dari karton, atau plastik; film rangkai (film strip) berbeda dengan film bingkai, gambar pada
film rakai merupakan satu kesatuan. Ukuran filmnya 35mm dengan jumlah gambar
satu rol antara 50 sampai 75 gambar dengan panjang lebih kurang 100 sampai
dengan 130; media tranparansi adalah media visual proyeksi, yang dibuat di atas
bahan transparan, biasanya film acetate atau plastik berukuran 8,5” x 11” yang
diproyeksikan melalui OHP; film
merupakan media yang amat besar kemampuannya dalam membantu proses, belajar
mengajar.
Ada tiga macam ukuran
film yaitu 8mm, 16mm dan 35mm; televisi
(TV) adalah media yang menyampaikan pesan-pesan pembelajaran secara
audio-visual dengan disertai unsur gerak; video
sebagai media audio-visual yang menampilkan gerak; permainan dan simulasi adalah suatu model penyederhanaan suatu
realitas.
LANDASAN
PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN
Menurut Santyasa
(2007), ada empat landasan yang menadasari penggunaan media dalam pembelajaran,
yaitu:
a.
Landasan Filisofis
Ada pendapat
yang mengatakan bahwa akan terjadi dhumanisasi jika teknologi diterapkan dalam
proses pembelajaran. Tetapi sesungguhnya pendapat ini belum tentu kebenarannya.
Karena dengan adanya berbagai media yang digunakan dalam proses pembelajaran
yang disesuaikan dengan karakteristik siswa, justru akan dapat membantu pemahan
siswa tentang materi pembelajaran. Maka dengan demikian siswa akan sangat
tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran dan penerapan teknologi dalam pembelajaran
tidak berarti dehumanisasi.
b.
Landasan Psikologis
Kajian psikologi menyatakan bahwa anak akan lebih
mudah mempelajari hal yang konkrit ketimbang yang abstrak. Oleh karena itu
dalam penggunaan media perlu: (1) diadakan pemilihan media yang tepat sehingga
dapat menarik perhatian siswa serta memberikan kejelasan obyek yang diamatinya,
bahan pembelajaran yang akan diajarkan disesuaikan dengan pengalaman siswa.
c.
Landasan Teknologis
Dengan
berkembangnya teknologi pembelajaran yang bertujuan untuk memecahkan
masalah-masalah pembelajaran, menganalisis, melaksanakan dan mengevaluasi
dengan melibatkan orang, prosedur, ide dan peralatan secara terpadu.
d.
Landasan Empiris
Temuan-temuan penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi
antara penggunaan media pembelajaran dan karakteristik belajar siswa dalam menentukan
hasil belajar siswa. Siswa yang memiliki tipe belajar visual akan lebih memperoleh
keuntungan bila pembelajaran menggunakan media visual, seperti gambar, diagram,
video, atau film. Sementara siswa yang memiliki tipe belajar auditif, akan
lebih suka belajar dengan media audio, seperti radio, rekaman suara, atau
ceramah guru. Akan lebih tepat dan menguntungkan siswa dari kedua tipe belajar
tersebut jika menggunakan media audio-visual. Berdasarkan landasan rasional
empiris tersebut, maka pemilihan media pembelajaran hendaknya jangan atas dasar
kesukaan guru, tetapi harus mempertimbangkan kesesuaian antara karakteristik
pebelajar, karakteristik materi pelajaran, dan karakteristik media itu sendiri.
MANFAAT MEDIA PEMBELAJARAN
Secara
umum media pembelajaran mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut:
1)
Memperjelas penyajian pesan agar tidak
terlalu bersifat verbalitas (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka)
2)
Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan
daya indera, seperti misalnya:
a.
Objek yang terlalu besar bisa digantikan
dengan realita, gambar, film bingkai, film atau model;
b.
Objek yang kecil dibatu dengan proyektor
mikro, film bingkai, film atau gambar;
c.
Gerak yang terlalu lambat atau teralalu
cepat, dapat dibantu dengan timelapse atau high-speed photography;
d.
Kejadian atau peristiwa yang terjadi di
masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, film, bingkai, foto
maupun secara verbal;
e.
Objek yang terlalu kompleks (misalnya
mesin-mesin) dapat disajikan dengan model, diagram, dan lain-lain, dan
f.
Konsep yang terlalu luas (gunung berapi,
gempa bumi, iklim, dan lain-lain) dapat divisualisasikan dalam bentuk film,
film bingkai, gambar, dan lain-lain.
3)
Penggunaan media pendidikan secara tepat
dapat mengantisipasi sikap pasif anak-anak didik. Dalam hal ini media
pembelajaran berguna untuk:
a.
Menimbulkan kegairahan belajar
b.
Memungkinkan interaksi yang lebih
langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan;
c.
Memungkinkan anak didik belajar
sendiri-sendiri menurut kemauan dan minatnya.
4)
Menimbulkan rangsangan, menyamakan
pengalaman, menimbulkan persepsi yang sama.
5)
Mendengar suara yang sukar ditangkap
dengan telinga secara langsung. Misalnya,rekaman suara denyut jantung dan
sebagainya.
Dale dalam Sulastri dkk (2010:8)
mengemukakan beberapa manfaat media, yaitu:
1.
Meningkatkan
rasa saling pengertian dan simpati dalam kelas.
2.
Membuahkan
perubahan signifikan tingkah laku siswa.
3.
Menunjukkan
hubungan antara mata pelajaran, kebutuhan, dan minat siswa dengan meningkatnya
motivasi belajar.
4.
Membawa
kesegaran dan variasi bagi pengalaman belajar siswa.
5.
Membuat
hasil belajar lebih bermakna bagi berbagai kemampuan siswa.
6.
Mendorong
pemanfaatan yang bermakna dari mata pelajaran dengan jalan melibatkan imajenasi
dan partisipasi aktif yang mengakibatkan meningkatnya hasil belajar.
7.
Memberikan
umpan balik yang diperlukan sehingga dapat membantu siswa menemukan seberapa
banyak telah mereka pelajari.
8.
Melengkapi
pengalaman yang kaya dengan pengalaman itu konsep-konsep yang bermakna dapat
dikembangkan.
9.
Memperluas
wawasan dan pengalaman siswa yang mencerminkan pembelajaran nonverbalistik dan
dan membuat generalisasi yang tepat.
10. Menyakinkan diri bahwa urutan dan kejelasan
pikiran yang siswa butuhkan jika mereka membangun struktur konsep dan sistem
gagasan yang bermakna.
Sedangkan Sudjana dan Rivai dalam Sulastri dkk (2010:8)
mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa yaitu:
1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa
sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.
2. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya
sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa sehingga memungkinkannya menguasai dan
mencapai tujuan pembelajaran.
3. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak
semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga
siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar
pada setiap jam pelajaran.
4. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan
belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain
seperti mengamati, melakukan mendemonstrasikan, memamerkan, dll.
POLA PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN
Ada beberpa pola pemanfaatan media pembelajaran
menurut Sadiman dkk (2010;189), yaitu:
1.
Pemnafaatan
Media dalam Situasi Kelas (classroom
setting)
Dalam tatanan ini, media pembelajaran
dimanfaatkan untuk menunjang pencapaian
tujuan tertentu. Pemanfataannya dipadukan dengan proses belajar mengajar
dalam situasi kelas. Dalam pemiliham media, guru harus melihat dan menyesuaikan
tujuan yang akan dicapai, materi pelajaran, serta strategi belajar mengajar
yang sesuai untuk mencapai tujuan itu.
2.
Pemanfaatan
Media di luar Kelas
Pemanfaatan media di luar situasi kelas dapat
dibedakan dalam dua kelompok utama yaitu:
a)
Pemanfaatan secara bebas. Pemanfaatan secara bebas ialah bahwa media
digunakan tanpa diawasi. Media digunakan menurut masing-masing orang menurut
kebutuhannya. Dalam pemakaian media ini tidak diharpakan untuk mencapai tujuan
tertentu dan juga tidak diharpkan adanya umpan balik kepada siapapun serta
tidak dievaluasi. Contohya, Penggunaaan kaset pelajaran bahasa Inggris,
pemanfataan siaran radio pendidikan.
b)
Pemnafaatan Media Secara Terkontrol. Pemanfaatan media secara terkontrol ialah bahwa
media digunakan dalam suatu rangkaian kegiatan yang sudah diatur secara
sistematis untuk mencapai tujuan tertentu. Adanya tujuan yang harus dicapai
dalam penggunaan media ini dan diakhiri dengan evaluasi. Contohnya, pemanfaatan siaran radio
pendidikan untuk penataran guru, pemanfaatan media untuk mencapai ijazah
persamaan SMA di AS.
c)
Pemnafaaatan Media Secara Perorangan, Kelompok
atau Massal. Media
dapat digunakan secara perorangan adalah media yang dilengkapi dengan petunjuk
penggunaan yang jelas sehingga orang dapat menggunakannya secara madiri dan
tidak perlu bertanya kepada orang lain tentang penggunaan media tersebut. Media
yang dapat digunakan oleh kelompok yang terdiri dari 2 sampai dengan 8 orang
atau dalam kelompok besar 9 sampai 40 orang dengan syarat, suara yang disjaikan
harus keras sehingga semua anggota kelompok dapat mendengar dengan jelas,
gambar atau tulisan harus cukup besar agar dapat dilihat oleh semua anggota
kelompok, perlu alat seprti apmlifier untuk pengeras suara dan proyektor untuk
membesarkan gambar atau tulisan. Sedangkan
media yang dapat digunakan oleh masaal adalah media yang dirancang untuk
penggunaan dalam jumlah orang yang sangat banyak mencapai puluhan, ratusan
bahkan ribuan. Biasanya media seprti ini disirakan melalui telvisi, radio atau
digunakan dalam ruang yang besar seperti film 35mm.
PEMILIHAN MEDIA PEMBELAJARAN
Menurut Sadiman dkk (2010:83), ditinjau dari
kesiapan pengadaannya, media dikelompokkam dalam dua jenis, yaitu media jadi
(media by utilization) dan media rancangan (media by design). Media jadi
merupakan komoditi perdagangan dan terdapat di pasaran luas dalam keadaan sipa
pakai. Sedangkan media rancangan adalah media yang perlu dirancang dan
dipersiapkan secar khusus untuk maksud atau tujuan pembelajaran tertentu.
Dick dan Carey dalam Sadiman dkk (2010:86), menyebutkan bahwa di
samping kesesuaian dengan tujuan perilaku belajarnya, setidaknya ada empat
faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media. Pertama adalah
ketersediaan sumber sumber setempat. Bila media yang bersangkutan tidak
terdapat pada sumber-sumber yang ada, harus dibeli atau dibuat sendiri. Kedua
adalah ketersediaan dana, tenaga dan fasilitas dalam membeli atau
memproduksi media. Ketiga adalah menyangkut dengan keluwesan, kepraktisan dan
ketahanan media untuk waktu yang lama. Bisa digunakan dimanapun dan kapanpun. Keempat
adalah efektivitas biaya dalam
jangka waktu yang panjang. Hakikat dari pemilihan media adalah keputusan untuk
memakai, tidak memakai, atau mengadaptasi media yang bersangkutan.
ANALISIS SWOT
Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh dari penggunaan media
pembelajaran perlu dianalisis. Maka dalam hal digunakan analisis SWOT ( strengths,
weaknes, oppotunitties, threats ). Dimana Analisis
SWOT merupakan instrument perencanaaan strategis yang klasik. Dengan menggunakan
kerangka kerja kekuatan dan kelemahan dan kesempatan eksternal dan ancaman,
instrument ini memberikan cara sederhana untuk memperkirakan cara terbaik untuk
melaksanakan sebuah strategi.
Dalam hubungan dengan manfaat media pembelajaran dalam
proses pembelajaran maka dapat diuraikan sebagai berikut:
v Strengths
(Kekuatan)
Yang menjadi kekuatan adalah manfaat atau
kegunaan media dalam proses pembelajaran seperti dapat menimbulkan gairah
belajar anak, metode belajar akan lebih bervariasi, Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan
belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain
seperti mengamati, melakukan mendemonstrasikan, memamerkan, dll.
v Weakness
(Kelemahan)
Adapun kelemahannya yaitu guru belum efektif
dalam menggunakan belajar dikarenakan tingkat pemahaman dan pengetahuan
penggunaan media pembelajaran masih sangat rendah.
v Opportunitties
(Peluang)
Adapun yang merupakan peluang dalam pemanfataan
media adalah guru-guru dapat diberikan kesempatan untuk mengikuti
pelatihan-pelatihan tentang penggunaan media pembelajaran.
v Threats
(Ancaman)
Sikap guru yang acuh dan tidak mau mengikuti
perkembangan teknologi sehingga mengabaikan penggunaan media dalam
pembelajaran.
PENUTUP
Penggunaan media dalam pembelajaran
ternyata sagat berpengaruh pada proses pembelajaran dan motivasi siswa untuk
mengitkuti pembelajaran itu sendiri. Untuk lebih meningkatkan efektifitas
proses pembelajaran para guru diharapkan untuk selalu memperhatikan motivasi
belajar siswa. Tanpa adanya motivasi belajar yang dimiliki oleh siswa akan
sangat berpengaruh pula pada aktifitas siswa dalam mengikuti pembelajaran. Hal
ini sangat berpengaruh pada hasil belajar siswa itu sendiri.
Dalam memilih dan menggunakan media
pembelajaran perlu disesuaikan dengan materi yang berkaitan dengan tujuan
pembelajaran. Dengan demikian, penggunaan media pembelajaran akan dapat
membantu siswa dapat memahami materi yang akan disampaikan. Dengan adanya
penggunaan media pembelajaran siswa akan semakin tertarik untuk mengikuti
pembelajaran. Seiring dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengatahuan, maka
berkembang pula berbagai macam media pembelajaran. Oleh karen itu, pendidik
harus selalu tanggap terhadap perubahan. Diharapkan para pendidik dapat berkreasi
serta inovtif dalam merancang, dan mengembangkan proses pembelajaran yang
aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan.
Guru juga perlu untuk meningkatkan
pengethuan dan kemampuan serta keterampilan-keterampilannya sehingga
benar-benar menjadi guru yang profesional.
DAFTAR
RUJUKAN
Hamalik, Oemar, 2001. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta:
Bumi Aksara
Muchtar dan Siregar. 2007. Efektifitas Kombinasi Media dalam
Peningkatan Hasil Belajar Siswa MAN pada Pembelajaran Sistem Koloid. Jurnal
Pendidikan dan Sains Vol.2 (2). ISSN 1907-7157.
Sadiman, Rahardjo, Haryono, Rahardjito.
2010. Media Pendidikan. Jakarta:
Rajawali Press
Santyasa, I
Wayan, 2007. Landasan Konseptual Media Pembelajaran
[Makalah]. Disampaikan dalam Workshop
Media Pembelajaran bagi Guru-Guru SMA Negeri Banjar Angkan Pada tanggal 10
Januari 2007; Banjar Angkan Klungkung.
Sri Anitah. 2010. Media Pembelajaran. Surakarta: YUMA PUSTAKA
Sukmadinata,
N.S, 2010. Pengembangan Kurikulum Teori
dan Praktek. Bandung : Rosda Karya.
Susilana Rudi, 2001. Ilmu
dan Aplikasi Pendidikan. Bandung : Grasindo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar