Selasa, 25 September 2012

Makalah Media Pembelajaran


PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA BELAJAR TERHADAP
 MOTIVASI BELAJAR SISWA

 

PENDAHULUAN
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang informasi dan komunikasi berdampak pada proses pembelajaran di kelas. Terkait  dengan hal ini,  guru dituntut harus memiliki kemampuan baik secara intelektual maupun kecakapan atau keterampilan dalam menggunakan teknologi sebagai media belajar pada setiap pembelajaran di kelas. Sejalan dengan itu, pemilihan dan penggunaan media yang relevan merupakan faktor penting dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan kompetensi dan dapat meningkatkan motifasi belajar anak. Oleh karena itu guru dituntut untuk terus berinovasi dalam melaksanakan pembelajaran dari waktu ke waktu.
Seiring dengan perubahan paradigma belajar dari teacher center ke student center maka Sebagai guru yang profesional dalam melaksanakan pembelajaran di kelas harus memperhatikan aktifitas dan motifasi belajar siswa agar proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. Maka dari itu, pemilihan dan penggunaan media yang relevan dengan pelajaran sangatlah penting,  karena media mampu untuk membangun pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran.  Motifasi belajar siswa merupakan salah satu faktor penting dalam pembelajaran. Rendahnya motifasi belajar siswa akan sangat mempengaruhi pemahaman siswa terhadap materi atau konsep yang diberikan guru. Faktor-faktor yang mempengaruhi motifasi belajar siswa dapat berasal dari luar maupun dari dalam diri siswa itu sendiri. Mengingat bahwa setiap siswa memliki motifasi belajar yang berbeda-beda maka guru harus mampu menciptakan lingkungan dan suasana belajar yang menarik agar siswa termotifasi untuk mengikuti pembelajaran.
Kata media berasal dari bahasa Latin, yang merupakan bentuk jamak dari kata medium yang merupakan sesuatu yang terletak di tengah (antara dua pihak atau kutub) atau suatu alat. Dalam Webster Dictionary,  media atau medium adalah segala sesuatu yang terletak di tengah dalam bentuk jenjang, atau alat apa saja yang digunakan sebagai perantara atau penghubung dua pihak atau dua hal (Anitah, 2010). Selanjutnya menurut Gerlach dan Ely dalam Anitah (2010) media adalah grafik, fotografik atau alat-alat mekanik untuk menyajikan, memproses, dan menjelaskan informasi lisan atau visual. Sedangkan Briggs dalam Anitah (2010) mengatakan bahwa media  pada hakikatnya adalah peralatan fisik untuk membawakan atau menyempurnakan isi pembelajaran termasuk didalamnya, buku, vidiotape, slide suara, suara guru, atau salah satu komponen dari suatu sistem penyampaian. Di dalamnya tercakup segala peralatan fisik pada komunikasi seperti buku, slide, buku ajar, tape recorder. Bertolak dari defini tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa media adalah setiap orang, bahan, alat, yang dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa untuk dapat menrima penhetahuan, keterampilan, dan sikap.
Menurut Susilana (2007), berdasarkan hasil seminar bulanan PPI di Fukuoka Jepang pada tanggal 21 Juli 2000, dirumuskan sutu kesimpulan yang menyatakan bahwa masalah pembelajaran di Indonesia perlu diselesaikan dengan mengubah beberapa paradigma yang ada, yaitu : (1) Perubahan pola pikir pembelajaran dari yang cenderung berorientasi pada pengajaran, menuju pada pola pikir baru yang berorientasi pada pembelajaran; (2) Perubahan pola pikir  pembelajaran dari pandangan lama yang berpusat pada guru menjadi model pembelajaran yang berfokus pada siswa; (3) Perubahan pola pembelajaran dari model  yang tertutup, terpisah, atau terisolasi dengan lingkungan dan masyarakatnya menjadi model pembelajaran yang terbuka, erat dan akrab dengan habitat dan masyarakat; (4) Perubahan pola pembelajaran yang bersifat sentralistik menjadi desentralistik; (5)  Perubahan paradigma pembelajaran dari yang cenderung berdimensi kognitif menuju paradigma menjadi pembelajaran yang berdimensi integral dan holistik. Beberapa pendekatan belajar perlu diterapkan secara terprogram dalam pembelajaran di Indonesia.
Dalam tulisan ini dibahas sampai sejauh mana pengaruh  penggunaan media belajar terhadap motivasi belajar siswa, serta manfaat-manfaat dari penggunaan media belajar.

MOTIVASI BELAJAR   
Motivasi belajar merupakan unsur pendukung dalam dalam proses pembelajaran. Menurut Hamalik (2001), motivasi adalah suatu perubahan energi sesorang yang ditandai oleh timbulnya perasaan komponen dan reaksi untuk mencapai tujuan.
Ada beberapa hal yang dapat diusahakan untuk membangkitkan motif belajar pada anak yaitu pemilihan  pemgajaran yang berarti bagi anak, menciptakan kegiatan belajar yang dapat membangkitkan  dorongan untuk menemukan, dan menerjemahkan apa yang akan diajarkan dalam bentuk pikiran yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak (Sukmadinata, 2010).

MEDIA PEMBELAJARAN
            Miarso dalam Susilana (2007), mengemukakan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa untuk belajar. disamping itu, menurut Sadiman dkk (2010), dalam pengertian teknologi pendidikan, media atau bahan sebagai sumber belajar merupakan komponen dari sistem instruksional di samping pesan, orang, tejnik atau latar dan peralatan. Media atau bahan adalah perangkat lunak  (software) berisi pesan atau informasi pendidikan yang biasanya disajikan dengan mempergunakan peralatan (hardware). Media pendidikan adalah segala alat bantu yang digunakan pendidik untuk membantu mempermudah proses belajar mengajar sehigga tercapai tujuan pembelajaran (Muchtar dan Siregar 2007).
Maka dengan demikian dapat disimpulkan bahwa media merupakan segala sesuatu berupa alat atau bahan yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar  untuk menyampaikan pesan edukatif, membantu  mempermudah proses belajar mengajar, dan dapat menarik perhatian siswa serta dapat menciptakan interaksi edukasi yang tepat dan berdaya guna.

JENIS-JENIS MEDIA PEMBELAJARAN
            Menurut Sadiman dkk (2010:28), beberapa jenis media yang sering dipakai dalam kegiatan belajar mengajar khususnya di Indonesia yaitu :

v   Media Grafis. Media grafis termasuk media visual, berfungsi untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan fakta yang mungkin akan cepat dilupakan atau diabaikan bila digrafiskan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi visual. Media grafis dapat berupa:  gambar/foto adalah media atau bahasa yang paling umum dipakai dan dapat dinikmati di mana-mana. Kelebihan foto/gambar yaitu, sifatnya konkret dan dapat mengatasi batasan ruang dan waktu; sketsa adalah gmbar yang sederhana, atau draft kasar yang melukiskan bagian-bagian pokoknya tnpa detail; diagram adalah gambar sederhana yang menggunkan garis-garis dan simbol-simbol yang menggambarkan struktur dari objek secara garis besar;  bagan/chart berfungsi untuk menyajikan ide-ide atau konsep-konsep yang sulit bila hanya disampaikan secara tertulis atau lisan secara visual; grafik adalah gambar sederhana yang menggunakan titik-titik, garis atau gambar;  kartun adalah suatu gambar interpretatif yang menggunakan simbol-simbol untuk menyampaikan sesuatu pesan secara cepat dan ringkas atau sesuatu sikap terhadap orang, situasi, atau kejadian-kejadian tertentu;  poster tidak saja penting untuk menyampaikan kesan-kesan tertentu tetapi dia mampu pula untuk mempengaruhi dan memotivasi tingkah laku orang yang melihanya; peta dan globe berfungsi untuk menyajikan data-data lokasi; papan flanel/flanel board untuk menyajikan pesan-pesan tertentu kepada sasaran tertentu pula; papan buletin  berfungsi untuk memberitahukan kejadian dalam waktu tertentu.
v  Media Audio. Media aduio berkaitan dengan pendengaran. Pesan yang akan disampaikan dituangkan dalam lambang-lambang auditif, baik verbal (ke dalam kata-kata/bahasa lisan) maupun non verbal. Beberapa jenis media yang dapat diklasifikasikan dalam media audio, antara lain :
radio mempunyai kelebihan dapat memsatkan perhatian siswa pada kata-kata yang digunakan dan bunyi;  alat perekam pita magnetik mempunyai fungsi ganda yang efektif sekali, untuk merekam, menampilkan rekaman dan menghapusnya;  piringan hitam dan laboratorium bahasa adalah alat untuk melatih siswa mendengar dan berbicara dalam bahasa asing dengan cara menyajikan materi pelajaran yang disiapkan sebelumnya.
v  Media Proyeksi Diam. Media proyeksi diam (stiil proyected medium) mempunyai persamaan dengan media grafik dalam arti menyajikan rangsangan-rangsangan visual. Beberapa jenis media proyeksi diam antara lain: film bingkai (slide) adalah suatu film berukuran 35mm, yang biasanya dibungkus bingkai berukuran 2x2 inci terbuat dari karton, atau plastik; film rangkai (film strip) berbeda dengan film bingkai, gambar pada film rakai merupakan satu kesatuan. Ukuran filmnya 35mm dengan jumlah gambar satu rol antara 50 sampai 75 gambar dengan panjang lebih kurang 100 sampai dengan 130;  media tranparansi adalah media visual proyeksi, yang dibuat di atas bahan transparan, biasanya film acetate atau plastik berukuran 8,5” x 11” yang diproyeksikan melalui OHP; film merupakan media yang amat besar kemampuannya dalam membantu proses, belajar mengajar.
Ada tiga macam ukuran film yaitu 8mm, 16mm dan 35mm; televisi (TV) adalah media yang menyampaikan pesan-pesan pembelajaran secara audio-visual dengan disertai unsur gerak; video sebagai media audio-visual yang menampilkan gerak; permainan dan simulasi adalah suatu model penyederhanaan suatu realitas.
LANDASAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN
Menurut Santyasa (2007), ada empat landasan yang menadasari penggunaan media dalam pembelajaran, yaitu:
a.             Landasan Filisofis
Ada pendapat yang mengatakan bahwa akan terjadi dhumanisasi jika teknologi diterapkan dalam proses pembelajaran. Tetapi sesungguhnya pendapat ini belum tentu kebenarannya. Karena dengan adanya berbagai media yang digunakan dalam proses pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik siswa, justru akan dapat membantu pemahan siswa tentang materi pembelajaran. Maka dengan demikian siswa akan sangat tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran dan penerapan teknologi dalam pembelajaran tidak berarti dehumanisasi.
b.             Landasan Psikologis
Kajian psikologi menyatakan bahwa anak akan lebih mudah mempelajari hal yang konkrit ketimbang yang abstrak. Oleh karena itu dalam penggunaan media perlu: (1) diadakan pemilihan media yang tepat sehingga dapat menarik perhatian siswa serta memberikan kejelasan obyek yang diamatinya, bahan pembelajaran yang akan diajarkan disesuaikan dengan pengalaman siswa.

c.              Landasan Teknologis
Dengan berkembangnya teknologi pembelajaran yang bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah pembelajaran, menganalisis, melaksanakan dan mengevaluasi dengan melibatkan orang, prosedur, ide dan peralatan secara terpadu.

d.             Landasan Empiris
Temuan-temuan penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara penggunaan media pembelajaran dan karakteristik belajar siswa dalam menentukan hasil belajar siswa. Siswa yang memiliki tipe belajar visual akan lebih memperoleh keuntungan bila pembelajaran menggunakan media visual, seperti gambar, diagram, video, atau film. Sementara siswa yang memiliki tipe belajar auditif, akan lebih suka belajar dengan media audio, seperti radio, rekaman suara, atau ceramah guru. Akan lebih tepat dan menguntungkan siswa dari kedua tipe belajar tersebut jika menggunakan media audio-visual. Berdasarkan landasan rasional empiris tersebut, maka pemilihan media pembelajaran hendaknya jangan atas dasar kesukaan guru, tetapi harus mempertimbangkan kesesuaian antara karakteristik pebelajar, karakteristik materi pelajaran, dan karakteristik media itu sendiri.

MANFAAT  MEDIA PEMBELAJARAN
            Secara umum media pembelajaran mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut:
1)        Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalitas (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka)
2)        Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti misalnya:
a.         Objek yang terlalu besar bisa digantikan dengan realita, gambar, film bingkai, film atau model;
b.        Objek yang kecil dibatu dengan proyektor mikro, film bingkai, film atau gambar;
c.         Gerak yang terlalu lambat atau teralalu cepat, dapat dibantu dengan timelapse atau high-speed photography;
d.        Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, film, bingkai, foto maupun secara verbal;
e.         Objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat disajikan dengan model, diagram, dan lain-lain, dan
f.         Konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan lain-lain) dapat divisualisasikan dalam bentuk film, film bingkai, gambar, dan lain-lain.
3)        Penggunaan media pendidikan secara tepat dapat mengantisipasi sikap pasif anak-anak didik. Dalam hal ini media pembelajaran berguna untuk:
a.         Menimbulkan kegairahan belajar
b.        Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan;
c.         Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemauan dan minatnya.
4)        Menimbulkan rangsangan, menyamakan pengalaman, menimbulkan persepsi yang sama.
5)        Mendengar suara yang sukar ditangkap dengan telinga secara langsung. Misalnya,rekaman suara denyut jantung dan sebagainya.
Dale dalam Sulastri dkk (2010:8) mengemukakan beberapa manfaat media, yaitu:
1.        Meningkatkan rasa saling pengertian dan simpati dalam kelas.
2.        Membuahkan perubahan signifikan tingkah laku siswa.
3.        Menunjukkan hubungan antara mata pelajaran, kebutuhan, dan minat siswa dengan meningkatnya motivasi belajar.
4.        Membawa kesegaran dan variasi bagi pengalaman belajar siswa.
5.        Membuat hasil belajar lebih bermakna bagi berbagai kemampuan siswa.
6.        Mendorong pemanfaatan yang bermakna dari mata pelajaran dengan jalan melibatkan imajenasi dan partisipasi aktif yang mengakibatkan meningkatnya hasil belajar.
7.        Memberikan umpan balik yang diperlukan sehingga dapat membantu siswa menemukan seberapa banyak telah mereka pelajari.
8.        Melengkapi pengalaman yang kaya dengan pengalaman itu konsep-konsep yang bermakna dapat dikembangkan.
9.        Memperluas wawasan dan pengalaman siswa yang mencerminkan pembelajaran nonverbalistik dan dan membuat generalisasi yang tepat.
10.    Menyakinkan diri bahwa urutan dan kejelasan pikiran yang siswa butuhkan jika mereka membangun struktur konsep dan sistem gagasan yang bermakna.
Sedangkan Sudjana dan Rivai dalam Sulastri dkk (2010:8) mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa yaitu:
1.      Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.
2.      Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa sehingga memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran.
3.      Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar pada setiap jam pelajaran.
4.      Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan mendemonstrasikan, memamerkan, dll.
POLA PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN
Ada beberpa pola pemanfaatan media pembelajaran menurut Sadiman dkk (2010;189), yaitu:
1.        Pemnafaatan Media dalam Situasi Kelas (classroom setting)
Dalam tatanan ini, media pembelajaran dimanfaatkan untuk menunjang pencapaian  tujuan tertentu. Pemanfataannya dipadukan dengan proses belajar mengajar dalam situasi kelas. Dalam pemiliham media, guru harus melihat dan menyesuaikan tujuan yang akan dicapai, materi pelajaran, serta strategi belajar mengajar yang sesuai untuk mencapai tujuan itu.
2.        Pemanfaatan Media di luar Kelas
Pemanfaatan media di luar situasi kelas dapat dibedakan dalam dua kelompok utama yaitu:
a)        Pemanfaatan secara bebas. Pemanfaatan secara bebas ialah bahwa media digunakan tanpa diawasi. Media digunakan menurut masing-masing orang menurut kebutuhannya. Dalam pemakaian media ini tidak diharpakan untuk mencapai tujuan tertentu dan juga tidak diharpkan adanya umpan balik kepada siapapun serta tidak dievaluasi. Contohya, Penggunaaan kaset pelajaran bahasa Inggris, pemanfataan siaran radio pendidikan.
b)        Pemnafaatan Media Secara Terkontrol. Pemanfaatan media secara terkontrol ialah bahwa media digunakan dalam suatu rangkaian kegiatan yang sudah diatur secara sistematis untuk mencapai tujuan tertentu. Adanya tujuan yang harus dicapai dalam penggunaan media ini dan diakhiri dengan evaluasi.  Contohnya, pemanfaatan siaran radio pendidikan untuk penataran guru, pemanfaatan media untuk mencapai ijazah persamaan SMA di AS.
c)         Pemnafaaatan Media Secara Perorangan, Kelompok atau Massal. Media dapat digunakan secara perorangan adalah media yang dilengkapi dengan petunjuk penggunaan yang jelas sehingga orang dapat menggunakannya secara madiri dan tidak perlu bertanya kepada orang lain tentang penggunaan media tersebut. Media yang dapat digunakan oleh kelompok yang terdiri dari 2 sampai dengan 8 orang atau dalam kelompok besar 9 sampai 40 orang dengan syarat, suara yang disjaikan harus keras sehingga semua anggota kelompok dapat mendengar dengan jelas, gambar atau tulisan harus cukup besar agar dapat dilihat oleh semua anggota kelompok, perlu alat seprti apmlifier untuk pengeras suara dan proyektor untuk membesarkan gambar atau tulisan. Sedangkan media yang dapat digunakan oleh masaal adalah media yang dirancang untuk penggunaan dalam jumlah orang yang sangat banyak mencapai puluhan, ratusan bahkan ribuan. Biasanya media seprti ini disirakan melalui telvisi, radio atau digunakan dalam ruang yang besar seperti film 35mm.
PEMILIHAN MEDIA PEMBELAJARAN
Menurut Sadiman dkk (2010:83), ditinjau dari kesiapan pengadaannya, media dikelompokkam dalam dua jenis, yaitu media jadi (media by utilization) dan media rancangan (media by design). Media jadi merupakan komoditi perdagangan dan terdapat di pasaran luas dalam keadaan sipa pakai. Sedangkan media rancangan adalah media yang perlu dirancang dan dipersiapkan secar khusus untuk maksud atau tujuan pembelajaran tertentu.
Dick dan Carey dalam Sadiman dkk (2010:86), menyebutkan bahwa di samping kesesuaian dengan tujuan perilaku belajarnya, setidaknya ada empat faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media. Pertama adalah ketersediaan sumber sumber setempat. Bila media yang bersangkutan tidak terdapat pada sumber-sumber yang ada, harus dibeli atau dibuat sendiri. Kedua adalah ketersediaan dana, tenaga dan fasilitas dalam membeli atau memproduksi media. Ketiga adalah menyangkut dengan keluwesan, kepraktisan dan ketahanan media untuk waktu yang lama. Bisa digunakan dimanapun dan kapanpun. Keempat  adalah efektivitas biaya dalam jangka waktu yang panjang. Hakikat dari pemilihan media adalah keputusan untuk memakai, tidak memakai, atau mengadaptasi media yang bersangkutan.
ANALISIS SWOT
Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh dari penggunaan media pembelajaran perlu dianalisis. Maka dalam hal digunakan analisis SWOT                   ( strengths, weaknes, oppotunitties, threats ). Dimana  Analisis SWOT merupakan instrument perencanaaan strategis yang klasik. Dengan menggunakan kerangka kerja kekuatan dan kelemahan dan kesempatan eksternal dan ancaman, instrument ini memberikan cara sederhana untuk memperkirakan cara terbaik untuk melaksanakan sebuah strategi.
Dalam hubungan dengan manfaat media pembelajaran dalam proses pembelajaran maka dapat diuraikan sebagai berikut:
v  Strengths (Kekuatan)
Yang menjadi kekuatan adalah manfaat atau kegunaan media dalam proses pembelajaran seperti dapat menimbulkan gairah belajar anak, metode belajar akan lebih bervariasi,  Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan mendemonstrasikan, memamerkan, dll.
v  Weakness (Kelemahan)
Adapun kelemahannya yaitu guru belum efektif dalam menggunakan belajar dikarenakan tingkat pemahaman dan pengetahuan penggunaan media pembelajaran masih sangat rendah.
v  Opportunitties (Peluang)
Adapun yang merupakan peluang dalam pemanfataan media adalah guru-guru dapat diberikan kesempatan untuk mengikuti pelatihan-pelatihan tentang penggunaan media pembelajaran.
v  Threats (Ancaman)
Sikap guru yang acuh dan tidak mau mengikuti perkembangan teknologi sehingga mengabaikan penggunaan media dalam pembelajaran.



PENUTUP
            Penggunaan media dalam pembelajaran ternyata sagat berpengaruh pada proses pembelajaran dan motivasi siswa untuk mengitkuti pembelajaran itu sendiri. Untuk lebih meningkatkan efektifitas proses pembelajaran para guru diharapkan untuk selalu memperhatikan motivasi belajar siswa. Tanpa adanya motivasi belajar yang dimiliki oleh siswa akan sangat berpengaruh pula pada aktifitas siswa dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini sangat berpengaruh pada hasil belajar siswa itu sendiri.
            Dalam memilih dan menggunakan media pembelajaran perlu disesuaikan dengan materi yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran. Dengan demikian, penggunaan media pembelajaran akan dapat membantu siswa dapat memahami materi yang akan disampaikan. Dengan adanya penggunaan media pembelajaran siswa akan semakin tertarik untuk mengikuti pembelajaran. Seiring dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengatahuan, maka berkembang pula berbagai macam media pembelajaran. Oleh karen itu, pendidik harus selalu tanggap terhadap perubahan. Diharapkan para pendidik dapat berkreasi serta inovtif dalam merancang, dan mengembangkan proses pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan.   Guru juga perlu untuk meningkatkan pengethuan dan kemampuan serta keterampilan-keterampilannya sehingga benar-benar menjadi guru yang profesional.
           

DAFTAR RUJUKAN
Hamalik, Oemar, 2001. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Muchtar dan Siregar. 2007. Efektifitas Kombinasi Media dalam Peningkatan Hasil Belajar Siswa MAN pada Pembelajaran Sistem Koloid. Jurnal Pendidikan dan Sains Vol.2 (2). ISSN 1907-7157.
Sadiman, Rahardjo, Haryono, Rahardjito. 2010. Media Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press
Santyasa, I Wayan, 2007.  Landasan Konseptual Media Pembelajaran [Makalah]. Disampaikan dalam Workshop Media Pembelajaran bagi Guru-Guru SMA Negeri Banjar Angkan Pada tanggal 10 Januari 2007; Banjar Angkan Klungkung.

Sri Anitah. 2010. Media Pembelajaran. Surakarta: YUMA PUSTAKA
Sukmadinata, N.S, 2010. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung : Rosda Karya.
Susilana Rudi, 2001.  Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Bandung : Grasindo
 














 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar