Review dari Buku : KEPEMIMPINAN DAN SUPERVISI
Penulis : Dr. Suryaman, M.Pd
BAB I
KONSEP, PRINSIP DAN SYARAT-SYARAT KEPEMIMPINAN
PENDIDIKAN
Dalam bab ini, dijelaskan tentang
pengertian, teori-tori, sifat-sifat dan prinsip-prinsip kepemimpinan, kemudian
ditambah dengan penjelasan syarat-syarat kepemimpinan pendidikan dan sifat-sifat
kepemimpinan pemerintahan.
Kepemimpinan dapat diartikan
sebagai suatu kemampuan untuk
mempengaruhi orang lain agar orang itu mau untuk melakukan sesuatu pekerjaan
secara sadar dan bertanggung jawab.
Adapun beberapa teori yang mengemukakan
tentang kepemimpinan diantaranya teori sifat yang berpandangan bahwa
kepemimpinan merupakan suatu sifat yang dibawah oleh sesorang sejak lahir. Ada juga
teori lingkungan yang berpandangan bahwa seseorang dapat dikatakan sebagai
pemimpin jika ia dapat menguasai situasi tertentu pada waktu dan tempat
tertentu pula. Teori pribadi dan situasi merupakan perpaduan antara kedua teori
di atas yang berpandangan bahwa sifat-sifat yang dibawah sejak lahir yang
memiliki potensi sebagai seorang pemimpin harus memperhatikan situasi dan
kondisi dimana ia berada saat itu. Masih ada lagi beberapa teori kepemimpinan
yang lebih mengutmakan pada hubungan antara sesama manusia atau interaksi
antara memimpin dan yang dipimpin.
Berkaitan dengan kepemimpinan
pendidikan, bahwa dalam dunia pendidikan dikenal dengan dua jenis kepemimpinan
yaitu resmi dan kepemimpinan tidak resmi. Pemimpin pendidikan sebaiknya
didukung dengan pengetahuan dan kemampuan pribadi yang baik selain faktor
kedudukan atau jabatan yang dimiliki. Karena itu, dalam teori genetis dikatakan
bahwa seorang dapat menjadi pemimpin bila ia memiliki sifat-sifat kepemimpinan
sejak lahir. Sedangkan menurut teori sosial seseorang dapat menjadi pemimpin
bila memiliki pengetahuan atau pendidikan dan pengelaman yang cukup. Disamping
kedua teori itu, ada juga teori ekologis yang berpandangan bahwa seorang dapat
menjadi pemimpin bila bakat yang dibawah sejak lahir kemudian dikolaborasikan atau
dikembangkan dengan pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh.
Pada prinsipnya pemimpin dalam
pendidikan merupakan pelayan bagi seluruh warga sekolah, dapat membimbing dan
memberikan pengalaman-pegalaman sebagai pemimpin kepada bawahannya dalam hal
ini guru-guru, lebih bersifat ekonomis dan efisien sehingga tidak terjadi
cara-cara boros yang dapat merugikan organisasi.
Untuk menjadi seorang pemimpin perlu
memenuhi beberapa persyaratan seperti misalnya, memiliki kualifikasi pendidikan
mulai dari Diploma sampai sarjana (syarat formal). Selain itu juga seorang
calon pemimin juga harus mempunyai kemampuan, keahlian dan keterampilan
dibidangnya dalam menjalankan tugas sebagai sebagai seorang pemimpin. Dan tidak
kala pentingnya juga harus memiliki sikap-sikap yang baik misalnya mampu
mengamalkan nilai-nilai Pancasila serta berkepribadian yang baik.
BAB II
TIPE-TIPE
KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN
Ada empat tipe kepemimpinan pendidikan
yaitu: Kepemimpinan Otokrasi, merupakan
tipe kepemimpinan yang dapat dikatakan arogan atau dengan kata lain
kepemimpinan yang mengandalkan kekuasaan jabatan. Segala sesuatu yang menyangkut
dengan pengambilan keptusan tidak diberikan kesempatan kepada guru-guru untuk
dapat menyampaikan saran dan pendapat. Semua guru bekerja sesuai dengan apa yang
sudah ditetapkan oleh pemimpin dan kurang sekali mendapat kesempatan untuk
berkreasi. Akhirnya hubungan antara atasan bawahan menjadi kurang harmonis.
Kepemimpinan Pseudo-Demokratis, tipe
kepemimpinan ini juga hampir sama dengan otokrasi. Pemimpin yang berpura-pura
menerapkan demokrasi, tetapi sebenarnya pemimpin hanya selalu mengedepankan
pendapatnya sendiri dan saran atau pendapat dari bawahan diabaikan. Ia selalu
dekat dengan guru-guru yang dekat dengannya. Kepemimpinan Laissez-Fire, merupakan tipe kepemimpinan yang
kacau balau. Pemimpin tipe ini tidak memiliki program atau rencan kerja. Guru-guru
diberikan kesempatan yang seluas-luasnya untuk berkreasi dan berkerja sesuai
dengan kemauannya masing-masing. Tipe kepemimpinan ini seperti ini menimbulkan
ketidak disiplinan terhadap bawahannya. Kepemimpinan Demokratis, kepemimpinan
tipe ini sangat mengemukakan musyawarah dalam setiap pengambilan keputusan.
Sehingga semua guru taat pada keputusan bersama bukan pada keputusan seorang
pemimpin. Pada kepemimpinan ini, pemimpin sangat menyadari bahwa adanya tujuan
bersama yang hendak dicapai oleh karena itu kerja sama antar atasan dan bawahan
sangat diutamakan. Hubungan antara atasan bawahanpun terjalin dengan baik.
Pemimpin tidak mendominasi tetapi diberikan kesempatan kepada setiap bawahan
untuk berkarya dan bekerja sesuai dengan aturan dan keputusam yang telah
disepakati bersama. Tipe kepemimpinan seperti ini sangat cocok dengan zaman
sekarang.
Kepemimpinan
yang baik sangat bergantung pada sifat-sifat yang dimiliki seseorang dalam
memimpin, gaya kepemimpinan, cara-cara yang dilakukan, pengetahuan yang
dimiliki, dapat menyeseuaikan diri dengan kondisi lingkungan serta watak
orang-orang yang dipimpin serta mampu menjalankan prinsip-prinsip kepemimpinan
sehingga tujuan yang hendak dicapai dapat diwujudkan.
BAB III
PERKEMBANGAN TEORI KEPEMIMPINAN
DALAM ORGANISASI PENDIDIKAN
Kepemimpinan
pada hakekatnya merupakan suatu cara atau usaha yang dilakukan untuk memecahkan
persoalan-persoalan dalam hubungannya dengan sesama individu dalam suatu
organisasi. Dalam rangka pengawasan, maka seorang pengawas (supervisor) harus
benar-benar mengetahui sebab-sebab persoalan serta dapat harus mengausai
cara-cara untuk mengatasi persoalan-persoalan tersebut.
Dalam perkembangan oganisasi secara
administratif dan dengan adanya teori-teori yang dikemukakan oleh ahli
teori, dikembangkanlah struktur sebagai
dasar dalam organiasasi. Dengan adanya struktur, pembagian tugas dan wewenang
antara atasan bawahan semakin jelas dan semua tugas terbagi habis melalui
bagian-bagian dalam organiasi.
Pada umumnya semua organisasi
memiliki tujuan yang harus dicapai. Maka untuk mebncapai tujuan itu diperlukan
kerja sama antara semua komponen dalam organisasi. Sebagai sebuah sistem maka
semua komponen harus berfungsi dengan baik. Semua komponen merupakan bagian yang
terintegrasi yang tak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya.
Hubungan/interaksi antara sesama
individu dalam sebuah organisasi juga merupakan hal yang sangat penting. Hal
ini menandakan bahwa dengan adanya hubungan yang baik akan memaksimalkan kinerja
individu dan dapat memajukan organisasi. Organiasi juga dapat dipengaruhi
dengan adanya perubahan-perubahan baik itu eksternal maupun internal seperti
strategi kebijakan atau pengambilan keputusan pimpinan. Pengambilan keputusan
yang baik akan berdampak pada kemajuan organisasi. Maka dari itu, seorang
supervisor harus benar-benar memahami strutktur organisasi, bagaimana
organisasi itu berproses, hubungan atau interaksi dalam organisasi dan
pengaruh-pengaruh terhadap organisasi yang menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan.
BAB IV
KEPEMIMPINAN DALAM ADMINISTRASI PENDIDIKAN
Administrasi sudah muncul sejak zaman dahulu, tetapi
dalam konteks masih sangat terbatas dan sempit. Seiring dengan perkembangan zaman
dan perdaban manusia maka manusiapun mulai menata dan memaknai sistem
administrasi ke arah yang lebih luas. Kini administrasi sudah masuk dalam
berbagai segi kehidupan manusia. Tak ketinggalan dunia pendidikan saat inipun
mulai mengembangkan sistem adminstrasinya dengan baik. Dengan mengembangkan dan
menerapkan sistem administrasi dengan baik, maka dapat dikatakan tata kelola
sistem pendidikan akan berjalan dengan baik pula dan apa yang diharpakan dapat
tercapai.
Administrasi dalam dunia pendidikan
dimaksudkan untuk mengelola dan memecahkan berbagai permasalahan yang ada di
lingkungan pendidikan. Misalnya saja permasalahan yang berkaitan dengan
organisasi pendidikan yang menyangkut dengan tanggung jawab dang wewenang
kepala sekolah maupun guru, masalah pembelajaran yang kerap kali dihadapi oleh
guru dikelas dan sebagainya, data dan jumlah murid, keuangan sekolah, dan
sebagainya. Di sekolah, kepala sekolah juga selain sebagai adminstrator ia
berperan sebagai supervisor. Maka oleh karena itu, kepala sekolah harus
memiliki skil yang baik sehingga mampu untuk menjalankan tugasnya dengan baik
pula.
BAB V
MEMBINA HUBUNGAN BAIK DENGAN MASYARAKAT
Sekolah
dan masyarakat merupakan dua sisi mata uang yang tak dapat dipisahkan. Hubungan
komunikasi sekolah dengan masyarakat harus tetap terjaga. Hubungan ini
merupakan hubungan yang saling memerlukan dimana sekolah memerlukan
masukan-masukan atau pendapat dari masyarakat demi kemajuan sekolah dan
masyarakat juga memerlukan program-program sekolah yang berkualitas.
Dalam
membina membangun komunikasi sekolah harus melakukan pendekatan-pendekatan
terhadap tokoh-tokoh masyarakat yang dianggap berpengaruh dalam masyarakat,
kemudian melibatkan tokoh-tokoh masyarakat dalam kegiatan-kegiatan/program
sekolah. Disampin itu juga sekolah harus memperkenalkan program-program sekolah
kepada masyarakat agar masyarakat juga dapat mengetahui sehingga masyarakat
dapat ikut ambil bagian dalam program tersebut. Dalam menyusun program sekolah
juga harus dapat melibatkan tokoh-tokoh masyarakat yang dapat memberikan
sumbangan pikiran yang baik.
Dalam
hubungan dengan masyarakat, juga tak jarang terjadi kesalahpahaman. Maka dari
itu, pihak sekolah harus bijaksanan dalam menangani jika terjadi hal-hal
seperti itu. Dalam membuat program dan mengevaluasinya sebaiknya sekolah
menlibatkan masyarakat atau tokoh-tokoh yang ada dimasyarakat.
Sekolah
harus mampu menyusun program dan dapat menyampaikannya serta memberikan
pemahaman sebaik mungkin kepada masyarakat dengan strategi-strategi yang baik,
agar kerja sama sekolah dengan masyarakat dapat terjalin dengan baik pula. Ketika
masyarakat dapat memahami program sekolah, maka program sekolah juga akan
berjalan dengan baik.
Penyampaian
informasi kepada masyarakat selaku konsumen/pengguna jasa layanan pendidikan
juga harus benar-benar dikemas dengan baik. Informasi yang disampaikan itu
dapat berupa visi-misi sekolah, prestasi
yang pernah diraih sekolah serta keadaan sekolah berupa data-data sekolah serta
laporan-laporan lainnya yang perlu diketahui oleh masyarakat selaku konsumen.
Dengan demikian ada ketertarikan masyarakat dan kepuasan tersendiri terhadap
pelayanan sekolah terhadap masayarakat. Penyampaian
informasi kepada masyarakat dapat dilakukan dengan berbagai cara misalnya,
melalui media masa, baik cetak maupun elektronik dan acara-acara sekolah yang
dapat melibatkan kehadiran orang tua atau masyarakat.
Perlu
diingat bahwa hubungan sekolah dengan masyarakat tidak selamanya berjalan mulus
dan lancar-lancar. Ada juga sering terdapat kendala-kendala dan tantangan yang
dapat menyebabkan konflik antara sekolah dan masyarakat. Terjadinya konflik
dapat juga disebabkan oleh minimnya atau sempitnya pemahaman masyarakat tentang
pendidikan, adanya kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh guru-guru, kinerja
kepala sekolah yang kurang baik dan lain-lain.
BAB VI
MANAJEMEN KONFLIK
Terjadinya konflik disebabkan karena
ketidakcocokan atau perbedaan persepsi dalam mencapai suatu tujuan. Dalam
pandangan lama, konflik selalu berakibat
negatif bagi suatu organiasasi. Oleh
karena setiap organisasi harus sedapat mungkin mencegah atau meminimalkan
konflik bahkan meniadakan agar organisasi berjalan mulus dalam mencapai
tujuannya. Sedangkan dalam pandangan baru, konflik dapat berakibat positif bagi
suatu orgnisasi. Dengan adanya konflik, oraganisasi akan melakukan evaluasi dan
perubahan-perubahan terhadap kebijakan-kebijakan yang lama yang dianggap tidak
sesuai dan tidak efektif yang dapat mengakibatkan ketidakcocokkan. Oleh karena
itu menurut pandangan baru konflik harus dapat ditangani sehingga tidak
menimbulkan efek negatif bagi oraganisasi.
Konflik dapat bersumber dari
perorangan, antar perorangan, dalam kelompok, antar kelompok, dalam organisasi
dan antar organisasi. Konflik yang terjadi di dunia pendidikan dapat disebabkan
karena adanya keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki misalnya alat-alat
prasarana, keuangan dan adanya pelanggaran kewenangan. Perlu diingat bahwa konflik yang terjadi buka
saja berdampak atau memiliki nilai negatif terhadap organisasi tetapi juga
dapat menimbulkan nilai positif.
Perkembangan konflik merupakan
sebuah proses dan terjadi secara bertahap mulai dari awal berupa adanya situasi
yang berpotensi terjadinya konflik, sampai pada tahap dirasakan akibat dari
konflik yang ditimbulkan. Setiap konflik yang terjadi dapat ditangani /
diselesaikan dengan cara-cara misalnya memberikan solusi-solusi bagi sebuah
konflik yang terjadi sehingga konflik tidak berkepanjangan. Selain itu juga dapat dilakukan dengan cara
melibatkan pihak ke tiga untuk menjadi penengah dalam memberikan pandangan dan
penyelesaian dengan jalan damai.
BAB VII
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Dalam setiap organisasi pasti
terdapat masalah. Ketika hasil yang diharapkan tidak sesuai dengan
direncanakan, maka timbulah masalah yang harus dipecahkan oleh seorang
pemimpin. Masalah-msalah yang timbul itu harus segara diselesaikan agar tidak
berlarut-larut sehingga dapat mengganggu keberlangsungan organisasi. oleh
karena itu, pemimpin harus bisa dengan segara mengambil langkah-langkah atau
tindakan yang dengan segera untuk dapat mengatasinya. Pemimpin harus mempunyai
cara atau teknik untuk dapat memecahkan masalah dengan baik atau dengan kata
lain mengatasi mesalah tanpa menimbulkan masalah baru.
Dalam mengatasi masalah, pasti
berhubungan dengan adanya keputusan yang harus diambil oleh seorang pemimpin.
Pengambilan keputusan ini haruslah dilakukan secara objektif dengan tidak
merugikan salah satu pihak dan menguntungkan pihak lain. Artinya bahwa dalam
setiap pengambilan keputusan harus memuaskan semua pihak yang berkaitan, dengan
mempertimbangkan perasaan-perasaan yang menerima keputusan tersebut.
BAB VIII
EVALUASI KEPEMIMPINAN DALAM PENDIDIKAN
Semuah
program baik yang sementara berjalan maupun yang telah dilaksanakan harus
dinilai atau dievaluasi. Hal ini sangat penting karena dengan evaluasi kita dapat mengetahui sejauh mana tingkat
keberhasilan atau tingkat pencapaian suatu perogram dimaksud. Dengan efaluasi
kita juga dapat mengetahui faktor-faktor yang yang mungkin saja ada dan yang
dapat menjadi penghalang berjalan tidaknya suatu program.
Evaluasi
harus dilakukan secara berkala, karena apabila sebuah program itu dievaluasi
secara terus menerus maka kita akan segera mengetahui kemajuan perogram itu
serta dengan segera menganalisis masalah-masalah atau kendala yang ditemui
untuk mencari solusi atau cara dalam mengatasi masalah-masalah yang menjadi faktor
penghambat program tersebut.
Dalam
dunia pendidikan evaluasi sangat penting sekali dan besar
manfaatnya/kegunaannya. Banyak hal yang hal yang dapat dievaluasi dalam sebuah
sekolah. Kepala sekolah dapat mengevaluasi kinerja staf atau guru-guru dalam
melakukan tugas-tugasnya, mengevaluasi
prestasi siswa secara keseluruhan, mengevaluasi program baik semester
atau tahunan sekolah. Bagi guru-guru, evaluasi dapat dapat mengukur tingkat
keberhasilan atau penapaian program pengajaran di kelas serta dapat mengetahui
dan mengukur keberhasilan siswa. Adapun
pihak-pihak yang dapat melakukan evaluasi adalah pengawas atau supervisor,
kepala kantor, kepala bagian, kepala sekolah, dan guru-guru.
BAB
IX
ANGGARAN PENDIDIKAN
Anggaran
pendidikan sangat vital bagi penyelengaraan pendidikan. Sekarang ini pemerintah
sudah menganggarkan anggaran pendidikan sebesar 20% dalam APBN, namun hasil
dari anggaran pendidikan itu belum terlalu signifikan bagi keberlenagsungan
pendidikan di Indonesia. Besar-kecil
serta pemerataan anggaran pendidikan sangat berpengaruh terhadap mutu dan
kualitas pendidikan.
Di
era otonomi daerah sekarang ini ternyata masih banyak masalah dengan anggaran
pendidikan. Anggaran pendidikan masih dirasa sangat terbatas dan belum mampu
mencukupi kebutuhan-kebutuhan pendidikan pada umumnya. Masih banyak
ketimpangan-ketimpangan atau kebijakan-kibijakan yang menyimpang sehingga
menimbulkan masalah terhadap sekolah-sekolah sebagai salah satu sasaran utama
anggaran pendidikan. Sebagian besar anggaran pendidikan di seluruh daerah masih
tergantung pada subsidi dari pemerintah. Dimana sebagian besar anggaran
pendidikan masih digunakan untuk pembiayaan gaji guru sedangkan pembiayaan
untuk peningkatan mutu pendidikan masih sangat kecil.
Dengan
anggaran yang dirasa masih terbatas, maka orang tua siswa sebagai mitra dari
pendidikan itu sendiri harus dapat berperan dan berpartisipasi aktif dalam menunjang keterbatasan pembiayaan
pendidikan. Di era otonomi daerah ini
ternayat masih ada daerah-daerah yang belum mampu menganggarkan anggaran
pendidikan dalam APBD-nya sesuai dengan acuan pemerintah pusat. Hal ini
dikarenakan ada daerah yang memang memliki keterbatasan sumber-sumber
pendapatan asli daerah (PAD) sehingga belum mampu untuk menggenjot pembiayaan
pendidikan di daerah mereka.
Mengingat masih banyak anak-anak Indonesia yang putus
sekolah bahkan belum pernah merasakan sentuhan pendidikan, maka pemerintah
mencoba untuk meringankan pembiayaan masyarakat terutama mereka yang termasuk
golongan menengah kebawah, dengan menerapkan bantuan operasional sekolah (BOS)
agar pendidikan dapat dirasakan semua lapisan masyarakat tanpa pandang bulu.
Penggunaan dana BOS oleh sekolah dilaksanakan sesuai dengan RAPBS dan mekanisme
yang telah ditetapkan oleh pemerintah, sehingga diharpakan efektif dan tepat
sasaran.
BAB
X
AKUNTABILITAS PENDIDIKAN
Undang-Undang
nomor 23 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional mengisyaratkan adanya
profesionalitas dunia pendidikan pada semua aspek dan unsur-unsur yang mendukung
terselenggaranya proses pendidikan. Dengan adanya itu, maka setiap pimpinan dan
staf lembaga-lembaga pendidikan harus lebih meningkatkan kinerjanya secara
profesional demi terwujud tujuan pendidikan nasional baik jangka pendek,
menengah maupun jangka penjang.
Masyarakat
merupakan mitra sekaligus pengguna jasa layanan pendidikan selalu mengontrol
jalannya pendidikan. Semua program yang dijalankan lembaga pendidikan terus
dikontrol oleh masyarakat. Hal ini karena masyarakat ingin mendapatkan layanan
yang terbaik dan memuaskan dalam tata kelola sistem layanan pendidikan.
Pengelolaan
sistem layanan pendidikan harus tertanggungjawab atau akuntabel artinya, setiap
pemimpin lembaga pendidikan harus melakukan laporan-laporan pertanggung jawaban
yang menyangkut dengan kemuajuan dan keberhasilan pencapaian program-program
secara keseluruhan baik yang baik program yang sudah terlaksana maupun program
yang belum terlaksana. Melaporkan juga hasil-hasil yang dicapai dan
faktor-faktor penghambat terlaksanannya sebuah program kepada pihak-pihak yang
berhak mengetahui perkembangan lembaga pendidikan, misalnya saja masyarakat dan
pemerintah baik pusat maupun di daerah. Selain itu laporan pertanggungjawaban
juga dapat meminimalkan penyimpangan-penyimpangan kebijakan yang dapat
mengakibatkan menurun atau rusaknya kualitas pendidikan.
Dengan
akuntabilitas, maka pemerintah dan masyarakat dapat menilai tingkat
keberhasilan sekolah atau lembaga pendidikan. Jika sekolah berhasil dalam
mencapai dan melaksanakan program-programnya maka perlu diberikan apresiasi
atau penghargaan agar keberhasilan dan mutu tetap terjaga. Dan jika masih
terdapat kendala-kendala dalam pelaksanaan programnya, maka pemerintah dan
mesyarakat harus memberikan solusi yang tentunya didahulukan dengan pertanggungjwaban
kepala sekolah selaku pimpinan lembaga pendidikan.
BAB XI
KEPALA SEKOLAH DAN MPMBS
Peranan
seorang kepala sekolah sangat penting dalam sebuah lembaga pendidikan
(sekolah). Maju atau tidaknya sebuah
sekolah sangat tergantung pada peranan dan manajemen yang digunakan kepala
sekolah. Kepala sekolah harus memainkan
peranan dengan strategis dalam melaksanakan tugas-tugasnya dan bijaksana dalam
mengambil berbagai keputusan. Seorang kepala sekolah harus memiliki pengetahuan
dalam mengatur, menyelenggarakan seluruh kegiatan yang ada di sekolah.
Sejalan
dengan adanya semangat otonomi daerah dan otonomi pendidikan, maka sekolah-sekolah juga diberi kewenangan
dalam mengembangkan mutu dan kualitas pendidikan yang meliputi peningkatan
kualitas siswa dan juga profesionalitas tenaga pendidik. Maka di sini kepala
seorang kepala sekolah harus profesional dalam menjalankan tugas. Selain kepala
sekolah sebagai seorang guru, dia juga harus mengatur dan membuat program baiak
jangka panjang, menegah dan pendek.
Dalam
melaksanakan tugasnya, kepala sekolah harus memliki pengetahuan tentang
manajemen dalam hal ini manajemen berbasis sekolah. Manajemen berbasis sekolah
ini dimaksudkan agar berbagai kebijakan dan keputusan yang diambil oleh kepala
sekolah dengan mengelola sumber daya yang ada di sekolah dengan melibatkan
seluruh pihak yang berkepentingan dengan sekolah untuk memberikan dampak
positif bagi perkembangan dan kemajuan sekolah dengan tidak mengabaikan
tujuan-tujuan pendidikan nasional.
Masih
banyak sekolah di Indonesia ini yang belum mampu menerapkan manajemen berbasis
sekolah sehingga perubahan-perubahan yang diharapkan oleh pemerintah masih jauh
dari harapan. Minimnya pemberdayaan tenaga pendidik sehingga upaya mendongkrak mutu dan kualitas
pendidikan masih belum bisa diharapkan.
Selain
meningkat sumber daya tenaga pendidik, dengan manajemen berbasis sekolah kepala
sekolah dituntut untuk bagaimana meningkatkan kinerja tenaga pendidik,
menciptakan kondisi lingkungan sekolah yang kondusif dan aman bagi guru, siswa
dan juga masyarakat sekitar. Selaian itu juga manajemen berbasis sekolah
bertujuan agar kepala sekolah mampu untuk mengelola keuangan sekolah dengan
baik. Tata kelola keuangan sekolah harus di ataur dengan baik sehingga tidak
menimbulkan berbagai masalah. Keuangan sekolah harus digunakan seefektif
mungkin untuk membiayai semua kebutuhan sekolah sesuai dengan RAPBS yang telah
disusun.
BAB
XII
KEPALA SEKOLAH DAN SUPERVISI
PENGAJARAN
Dalam
era globalisasi sekarang ini kompetisi disegala bidang semakin meningkat.
Perkembangan ilmu dan pengetahuan semakin cepat maka perlu juga diselaraskan
dengan perkembangan sumber daya manusia. Maka untuk mempersiapkan sumber daya
manusia, sekolah berperan penting dalam hal ini. Perkembangan sumber daya manusia
sangat berkaitan dengan kemajuan peradaban suatu bangsa. Di tengah-tengah
peranan sekolah dalam menyiapkan sumber daya manusia, terdapat juga
masalah-masalah yang menghambat perkembangan dan peningkatan mutu serta
kualitas sekolah.
Sekolah
yang berkualitas di dukung oleh kepala sekolah dan tenaga pendidik yang
profesional serta siswa yang cerdas, memiliki visi-misi yang jelas, memiliki
program kerja yang baik serta administrasi dan manajemen yang baik pula. Salah
satu kegiatan yang dapat menunjang peningkatan mutu dan kualitas sekolah yaitu
supervisi. Dengan adanya supervisi dari kepala sekolah maupun pengawas sekolah
maka dapat membantu untuk memecahkan masalah-malalah yang terjadi di sekolah
baik yang di alami oleh guru maupun kepala sekolah. Selain itu supervisi betujuan
untuk membantu guru dalam memecahkan masalah-masalah pembelajaran di kelas.
Semua itu berfungsi untuk meningkatakan kualitas sekolah. Sekolah yang bermutu
dan berkualitas akan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas pula.
Supervisi dapat dilaksanakan oleh kepala sekolah, pengawas sekolah dan
orang-orang yang berwenang melakukan supervisi.
Supervisi
pada hakikatnya bertujuan untuk membina guru-guru untuk dapat meningkatkan
kemampuan profesionalnya dalam melaksanakan tugasnya setiap hari baik secara
administratif maupun dalam proses belajar mengajar di kelas. Selain itu juga
supervisi bertujuan untuk melakukan
pembinaan terhadap guru-guru agar guru dapat mengembangkan kemampuan
profesional sehingga dapat mengelola berbagai macam sumber, bahan dan alat
belajar demi peningkatan mutu dan
kualitas pendidikan.